Rimbawana UPI Kampus Cibiru ikut berpartisipasi dalam kegiatan Eiger Medical Camp 2019
Rimbawana UPI Kampus Cibiru ikut berpartisipasi dalam kegiatan Eiger Medical Camp 2019, yang diadakan pada tanggal 1 maret – 3 maret 2019 di Bukit Bingtangot ( Pusat Penelitian Flora dan Fauna) Taman Nasional Gunung Ciremai Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh sispala dan mapala.

Salah satu anggota Rimbawana yang bernama Rizal Nurrul yang memiliki nama rimba Rontang dari angkatan Puri Niscala, ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Karena seiring dengan tingginya minat dalam mengeksplore alam bebas, semakin tinggi pula resiko yang harus di tempuh terutama dalam keselamatan. Dengan mengikuti program ini banyak materi yang dapat diambil seperti “Safety Procedure and Management dalam Kegiatan Alam Terbuka “ yang dilatar belakangi oleh banyaknya pendaki yang meninggal dunia saat mendaki gunung. Salah satunya siswa SMK yang bernama Shizuko Rizmadhani adalah pendaki termuda berusia 16 tahun yang meninggal di Kandang Batu (2.220 mdpl ) atau pendakian menjelang puncak Gunung Gede, Cianjur, Jawa Barat, pada hari selasa (24/12/2013) akibat hipotermia, kejadian ini harus menjadi pelajaran untuk kita agar harus menjaga keselamatan diri. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan harus adanya suatu persiapan baik fisik, lingkungan, perlengkapan dan perbekalan, dan emergency procedure.

Materi yang disampaikan oleh bapak Dr Joe Wimpie Manikam, P3K dan pertolongan gawat darurat, trauma muskuloskeletal dan tentang evakuasi. Dalam materi P3K dan pertolongan gawat darurat Mamberi tahukan bahwa dalam melakukan pertolongan harus bertindak sesuai dengan kemampuan diri ketika kita menjadi penolong pertama, dan meminta bantuan medis jika diperlukan. Korban dapat di klasifikasikan menjadi empat yaitu gawat darurat, gawat tidak darurat, tidak gawat darurat dan tidak gawat tidak darurat. Dalam penanganannya berbeda tetapi dalam pertolongan pertama penanganan pada korban sama, seperti Amankan korban, Cek kesadaran, Help, CAB, dan Bantuan P3K dan Evakuasi. Kasus yang sering terjadi di kegiatan lapangan terbuka seperti: shock, hipotermia, hipoglikema, dehidrasi, heat exhaustion, head Stroke, luka bakar, dan trauma muskuloskeletal. Setiap kasus memiliki penanganan yang berbeda-beda seperti kasus Trauma Musculoskeletal dimana suatu keadaan seseorang yang mengalami pendarahan, luka, patah tulang, keram otot dan lain lain. Penanganan trauma yaitu :1. BLS, 2. Buka pakaian dan aksesoris ditempat luka, 3. Tutup luka, 4. Pilih bidai, 5. Pembidaian. Setelah luka sudah tertutup selanjutnya melakukan evakuasi. Dalam evakuasi hal yang harus diperhatikan adalah jangan membuat cedera lebih lanjut pada penderita, hindari cedera pada penolong. Dalam evakuasi terdapat syarat diantaranya korban harus berada dalam kondisi stabil seperti telah mendapatkan pertolongan pertama, pendarahan telah dihentikan dan patah tulang telah dimobilisasi dengan bidai. Dalam pengevakuasisan terdapat 2 macam yaitu evakuai tanpa alat yang di lakukan oleh penolong dengan cara di papah dan yang kedua evakuasi menggunakan alat seperti poco, selimut, tandu dan lain lain. Dengan pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan Eiger Medical Camp 2019 ini dapat menambah persiapan diri untuk menghadapi resiko yang dihadapi pada saat berkegiatan di alam terbuka.

HUMAS RIMBAWANA
Mantapp